..Diam…..
Diam pada hakikatnya di pahami sebagai suatu pengalaman, hal yang dialami……..
Pada ranah ma’rifat tentu saja hal yang terkait dengan Tuhan, ………
………..terang itu langit dunia, dihiasi bintang-bintang langit terdekat, warna-warni dan bentuk-bentuk itu langit berikutnya,
gelap-gulita berhimpit-himpit langit berikutnya,
jernih bening langit berikutnya,
tak terkatakan langit berikutnya,
tak terungkap kan langit berikutnya……
di sinilah DIAM………
dan seterusnya….
dan seterusnya………
DIAM juga di pahami, tidak beriak nya lagi lautan bathiniah terhadap segala hal yang dihadirkan Tuhan kpdnya…..
Diam bukan diartikan, tidak berkata-kata, hening, sunyi, selagi suatu hal itu mampu di bahasakan, bahasakan saja, katakan saja ucapkan saja, tuliskan saja….
Klo lah Jalaluddin Rumi, Syeikh Abdul Qadir Jaelani, Imam Al Ghazali, Ibnu ‘athaillah dan sebagainya……..
memaknai pengertian diam seperti pengertian diam kebanyakan orang, tentulah hari ini kita tidak akan menemukan karya-karya mereka di dalam kitab-kitab mereka.